Hipertensi Saat Hamil


Asuhan Dr. dr. Sofie Rifayani Krisnadi, Sp.Og
Dokter yth.Empat bulan lalu kakak saya (umur 42 tahun, hamil anak ke 5) meninggal saat persalinan karena kejang-kejang. Padahal selama kehamilan ia memeriksakan diri secara teratur setiap bulan kepada bidan. Selama pemeriksaan tidak pernah ada keluhan yang berarti; hanya berat badannya naik lebih dari 20 kg selama 9 bulan. Ketika sudah timbul mules-mules ia pergi ke bidan dalam keadaan segar bugar tetapi bidan tidak dapat /tidak mau (?) menolong dan menyuruh kakak saya pergi ke rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit ternyata kakak saya kejang-kejang dan dikirim lagi ke rumah sakit besar di Bandung. Dalam perjalanan ia kejang-kejang beberapa kali dan sampai di rumah sakit dalam keadaan tidak sadar. Sampai di rumah sakit bayinya sudah meninggal di dalam rahim, tanpa dikeluarkan bayinya kakak saya dimasukkan ke ICU. Keesokan harinya kakak saya juga meninggal tanpa sempat bayinya dikeluarkan.

Pertanyaan saya:

1. Apakah ada hubungan penyakit kejang-kejang itu dengan penyakit keturunan? Apakah saya akan mengalami hal yang sama? Umur saya sekarang 32 tahun baru punya satu anak berumur 3 tahun.

2. Apakah ada hubungannya dengan berat badan yang naiknya berlebihan? Apakah ada makanan yang harus dipantang seperti garam?

3. Apakah ada hubungannya dengan hamil pada umur tua?

4. Apakah ada tanda-tanda sebelumnya sehingga kejang-kejangnya dapat dicegah dan bayinya diselamatkan?

5. Mengapa dokter di rumah sakit tidak segera melakukan operasi? Apakah kakak saya akan tertolong kalau operasi cepat dilakukan ?

Mohon jawaban dokter secara jujur. 

Rasmini – Purwakarta. 

Ibu Rasmini yth.

PENYAKIT yang menimpa kakak ibu sangat mungkin adalah eklamsi, yakni adanya kejang dan/atau penurunan kesadaran pada ibu hamil dengan hipertensi (tekanan darah tinggi). Sayang, ibu tidak menjelaskan berapa tensi kakak ibu saat itu. Namun mengingat bidan tidak dapat menolongnya padahal tampaknya kakak ibu segar bugar, sangat mungkin tensinya tinggi dan bidan tersebut tahu bahwa kakak ibu tidak dapat ditolong kecuali segera merujuknya ke rumah sakit besar (rumah sakit yang memadai untuk mengelola eklamsi adalah yang mempunyai unit perawatan intensif/I.C.U).

Eklamsi berarti “halilintar”, maksudnya kejang-kejang bisa datang dengan segera/ tiba-tiba, pada umumnya eklamsi didahului dengan preeklamsi yaitu kenaikan tekanan darah dalam kehamilan lebih dari 5 bulan yang disertai dengan adanya protein dalam air kencing. Gejalanya dapat timbul bertahap, mula-mula terdapat kenaikan tekanan darah yang ringan (di atas 140/90mmHg; di bawah 160/110mmHg); sering disertai bengkak pada muka, kelopak mata, punggung tangan atau pada kaki. Apabila sudah terjadi keadaan preeklamsi berat (tensi >160/110 mmHg) dapat (tidak selalu) disertai sakit kepala, nyeri ulu hati atau penglihatan kabur. Itu sebabnya setiap pemeriksaan kehamilan tekanan darah ibu hamil harus selalu diperiksa dan diulangi apabila ada kecurigaan terjadinya preeklamsi.

Penyebab preeklamsi yang pasti sampai saat ini belum ditemukan. Banyak teori yang dikemukakan antara lain teori kekebalan (preeklamsi lebih sering pada wanita hamil pertama kalinya), pada usia muda sekali (20 tahun) atau tua (35 tahun), pada hamil yang besar (kembar, kebanyakan cairan/hidramnion, atau bayi besar, pada ibu hamil dengan riwayat kencing manis, juga harus dicurigai pada ibu yang pertambahan berat badan selama kehamilannya berlebihan.

Secara teori penyakit ini juga berhubungan dengan keturunan, jadi mungkin saja ibu Rasmini juga mengalaminya, terutama apabila hamil pada usia 35 tahun, mengalami hipertensi dsb. Makanan yang dihubungkan dengan kejadian eklamsi adalah kurangnya asam folat folic acid, pengurangan garam tidak berhubungan dengan turunnya kejadian preeklamsi.

Karena sebabnya belum diketahui pasti, maka pencegahannya sangat sulit. Saat ini yang kami (pelayan kesehatan) lakukan adalah melakukan penyaringan faktor risiko pada ibu hamil, memantaunya dengan baik dan apabila timbul preeklamsi ringan ibu di rawat serta diberi pengobatan yang diperlukan. Pengobatan yang kami lakukan adalah untuk pencegahan memberatnya keadaan dan mencegah terjadinya kejang.

Sesuai dengan teori, preeklamsi dapat timbul karena kehamilan janin yang hidup, maka apabila janin sudah meninggal di dalam rahim atau sudah lahir maka gejala penyakit tersebut akan berkurang, kecuali apabila sudah ada komplikasi yang menetap. Operasi untuk mengeluarkan janin yang meninggal dalam rahim jarang sekali dilakukan kecuali jelas-jelas diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibu. Pada kasus kakak ibu, kemungkinan besar saat masuk rumah sakit sudah terjadi komplikasi sehingga harus dirawat di ICU dan pada keadaan demikian melahirkan bayi yang sudah meninggal hanya akan lebih memberatkan keadaan ibunya.

Saat ini cukup banyak ibu hamil dengan preeklamsi berat dan eklamsi yang tertolong apabila cepat terdeteksi penyakitnya (sebelum terjadi kejang), segera diberi pengobatan anti kejang dan dirujuk ke rumah sakit yang tepat. Keterlambatan penanganan atau rujukan sering menyebabkan kematian janin maupun ibunya. Eklamsi merupakan salah satu dari tiga besar penyebab kematian ibu (perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi) di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. 

9 thoughts on “Hipertensi Saat Hamil

  1. Dokter kakak sya itu waktu hamil itutidak menunjuk kn sakit sakit
    tapi,, ketika usia kehamilan nya sudah berumur 7 bulan tiba 2 kakak saya itu kejang kejang n kaki tangan nya membengkak ,darah tinngi, kluar buih dri mulut nya.tiba tiba kluargaq mmbawa kakak q ke RSUD DPETI HAMZAH PANGKAL PINANG
    ketika tiba di rs itu kakak q tidx sadar 10 hari,, dan bayi nya di kluarkan dgn mnggunakn vacum,, setelah bayinya,, kakak q langsung meningal dunia
    pertanyaanku apakah pnyebabnya!??

  2. ASS, SAYA BERUMUR 32 TH, SEKARANG SEDANG HAMIL 2 BULAN ANAK KE EMPAT, ANAK YG TIGA SEBELUMNYA LAHIR DENGAN CAESAR. YANG SAYA TANYAKAN, WAKTU MELAHIRKAN ANAK KETIGA, SETELAH OPERASI KEPALA SAYA SANGAT SAKIT SELAMA LEBIH KURANG 2 MINGGU, SEKARANG SELAMA KEHAMILAN YG 2 BULAN INI KEPALA SAYA JUGA SERING SAKIT. TERAKHIR TENSI SAYA 140. APAKAH INI TERMASUK HIPERTENSI? APA YG MUSTI SAYA LAKUKAN? TERIMA KASIH SEBELUMNYA…

  3. dokter, saya mau tanya. saat ini saya sedang hamil 28 minggu. satu bulan terakhir tensi saya sering naik. hingga 150 mm hg. tapi saya tidak merasakan gangguan apa-apa seperti pusing atau sakit kepala. saya kira hanya karena faktor emosi saja. tapi setelah baca artikel ini saya jadi khawatir. karena berat badan saya sudah naik 12 kg sejak pertama kehamilan dan kaki saya juga sering bengkak. awalnya saya kira karena duduk seharian di kantor dan kurang gerak. bidan tempat saya periksa rutin pun tidak pernah menjelaskan apa-apa. tindakan apa yg sebaiknya saya lakukan, dokter? mohon solusinya. trims..

  4. saya tika, umur 24 tahun alhamdulillah saya sekarang sedang mengandung anak yg kedua dengan usia kandungan 2 bulan, masalah nya waktu saya mengandung anak yg pertama saya mengalami hipertensi, dari umur 1 bulan sampai 8 bulan tekanan darah saya 140/90 dan kadang 150/80. jd bidan tempat saya periksa menganjurkan tuk operasi.dan ketika dilakukan nya operasi tekanan darah naik 170/90, tp alhamdulillah saya dalam keadaan sehat.pertanyaan nya apakah seorang ibu hamil yang mengalami hipertensi yang terlalu tinggi bisa menyebab kan kejang dan sampai menyebabkan kematian. dan bagaimana cara mencegah terjadinya hipertensi pada ibu hamil.

  5. terimakasih sekali infonya,, saat ini kakak saya berusia 39tahun, kehamilan kelima, 4 kehamilan sebelumnya meninggal di dlm pada usia 8 bulan. saat ini tensi kakak saya 140/90 pada kehamilan 4 bulan. mohon doanya semuanya,, semoga kakak saya dilindungi dan bisa kembali normal tensinya. amin

  6. Dokter saya ingin bertanya. saya ingin punya anak tapi takut terhadap hipertensi. bagaimana caranya agar supaya saya terhindar dari hipertensi saat saya hamil nanti. saya setiap kali mengukur darah dengan tensimeter selalu naik menjadi 130 atau 140. saya jadi takut. memang saya sangat takut dengan alat pengukur darah. tetapi dulunya saya mengukur darah pada bidan yang sudah biasa dengan saya selalu normal. tetapi setelah saya ganti ketempat lain kog darah saya jadi naik. yang saya takutkan disini jika saya hamil nanti trus jika mau mengukur darah ke bidan/dokter lain darah saya tidak normal jadinya. dokter tolong solusinya agar jika saya hamil bisa terhindar dari hipertensi. dan jika sudah hamil trus ada hipertensi bagaimana cara menanganinya. tolong solusinya dokter.

Tinggalkan Balasan ke diah Batalkan balasan